“HIDUP TERLALU MAHAL UNTUK DIBIARKAN SEPERTI AIR MENGALIR”

Posted: Januari 6, 2009 in Renungan Bantal, Sekedarnya
Tag:,

asdfPerjalanan hidup seseorang di suatu waktu, memang tak menjadi ukuran apapun bahwa ia akan menjadi seperti apa di masa yang lain. Sepotong episode hidup seseorang di suatu waktu, tak pernah menjadi ukuran bahwa ia juga akan menjadi seorang yang sama dengan episode hidupnya di masa tertentu. Langkah perubahanlah yang akan menentukan episode yang akan terjadi nanti. Kita harus mempunyai waktu untuk segera meresppon perubahan-perubahan dalam hidup ini. Merevisi hidup, merupakan perkara besar. Maka seseorang harus memiliki target dan ukuran revisi yang sudah jelas kebenarannya. Revisi selalu memerlukan pengorbanan besar, mungkin juga rasa sakit. Ini jika kita harus merevisi dan merubah sesuatu yang buruk menjadi baik. Termasuk meninggalkan suatu keburukan pada kebaikan, melepas suatu kebiasaan buruk, dan membuang kebiasaan buruk.

Betapa banyak orang yang tidak cenderung mau memeriksa perjalannya lalu merevisi hidupnya. Sampai hidupnya perlahan terus digerogoti usia, Betapa banyak diantara kita yang tidak peduli dengan perguliran waktu, dan membiarkan hidupnya berjalan seperti air, tanpa target, tanpa rencana, tanpa tujuan yang jelas. Hingga hidupnya terjebak pada situasi yang tidak memungkinnya lagi untuk merubah arah.

Hidup terlalu mahal untuk dibiarkan seperti air mengalir. Hidup harus direncanakan, diarahkan dan dipelihara sedemikian rupa agar tujuan hidup benar-benar tercapai. Hidup harus pula direvisi, dibenahi, dirubah jika perlu dan memang harus mengalami perubahan. Agar hidup ini bisa seiring sejalan dengan semakin berambahnya amal-amal shalih yang menjadi alurnya. Sampai seperti apa yang dikatakan Utsman bin Affan RA. “Tak ada kecintaan padaku pada perguliran hari dan malam, kecuali aku menemui Allah dengan membaca Mushaf.”

Untuk membuang dan merevisi kebiasaan seperti itu pasti tidak mudah. Karena seorang harus siap menanggung kesulitan bahkan rasa sakit, untuk mengubahnya. Seperti perkataan Muhammad Natsir, “Sejarah telah menunjukkan, tiap-tiap bangsa yang telah menempuh ujian hidup yang sakit dan perih, tapi tak putus bergiat menentang marabahaya, berpuluh, bahkan beratus tahun lamanya, pada suatu masa akan mencapai satu tingkat kebudayaan yang sanggup memberikan penerangan kepada bangsa yang lain” Sekali lagi. Hidup terlalu mahal untuk dibiarkan seperti air mengalir. Hidup harus direncanakan, diarahkan dan dipelihara sedemikian rupa agar tujuan hidup benar-benar tercapai. Hidup harus pula direvisi, dibenahi, dirubah jika perlu dan memang harus mengalami perubahan.

Komentar
  1. nice post bro, banyak yang mengatakan bahwa hal seperti ini adalah lika-liku kehidupan.

  2. Catatan Muslim berkata:

    Betul wahai sahabatku.. jangan sampai hidup ini tak bertujuan, dan hanya mengikuti arus, dan gampang di belokkan oleh keadaan. Menjadi pribadi yang kuat adalah wajib. selamat menjalani perubahan.

  3. exploe berkata:

    Hidup memang harus seperti air mengalir, mulai dari mata air hingga kelaut yang menjadi tujuan akhir.memang itu sudah menjadi garis kehidupan setiap manusia.

    —> Sekali lagi. Hidup terlalu mahal untuk dibiarkan seperti air mengalir. Hidup harus direncanakan, diarahkan dan dipelihara sedemikian rupa agar tujuan hidup benar-benar tercapai. Hidup harus pula direvisi, dibenahi, dirubah jika perlu dan memang harus mengalami perubahan.<—-

    Sepertinya maksud sobatku yang satu ini tujuan kita memang satu yaitu Sorga seperti yang di janjikan-NYA.Hidup memang sudah di gariskan bagaikan air mengalir dari sumber mata air sampai ke Laut, begitu juga hidup dari lahir hingga ke pada kematian.
    akan tetapi hidup itu harus kita isi dengan hal-hal yang berarti. Baik itu sifat-nya kepada sesama manusia dan yang utama kepada sang Pencipta dan sudah barang agar menjadi modal di akhirat nanti.
    dan jika hidup kita isi hanya dengan mengikuti arus saja ” sudah barang tentu bekal yang kita bawa tidak ada”

    …..jadi nge-GURU-in yach…heheh

    salam

  4. hyorinmaru berkata:

    Sayangnya, masih cukup banyak dari kita yg kurang sigap mengambil pelajaran.
    “…human wisdom is still too often only acquired through pain.”

  5. syahru berkata:

    jika manusia ber sumpah “DEMI TUHAN” padahal Tuhan sendiri ber sumpah “DEMI WAKTU”….Apakah seperti air mengalir..?…ada jurus “anti stres” di sebelah

  6. Sawali Tuhusetya berkata:

    sepakat, mas adam. seringkali kita cuek dan tsak peduli utk menyusun sebuah action plan. padahal action plan yang bagus, konon didasarkan pada hasil evaluasi dan refleksi kehidupan masa lalu, makasih pencerahannya, mas. semoga kita bisa mewujudkan resolusi yang sudah direncanakan. salam kreatif.

  7. Seno berkata:

    Terima kasih pencerahannya bro, kalo seno bilang (kaya nama blog) “Life is too short to drink bad coffee”.

    Salam kenal. Dan saluut. Saya udah g bisa nambahin apa2 disini semuanya sudah lengkap.

  8. Ullyanov berkata:

    Yupz…setuju. Hidup memang harus diarahkan dan direncanakan. Hidup jangan pasrah menerima apa adanya. Hidup mestilah tidak pernah puas dengan yang dicapai saat ini. Teruslah melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

  9. Yuyun berkata:

    betul.. hidup harus direncanakan, dibenahi, dan direvisi dari hari ke hari.
    amat sayang kalo dibiarkan begitu saja apalagi kalo sampe ‘salah arah’ duhh..

  10. gajah_pesing berkata:

    “Tak ada kecintaan padaku pada perguliran hari dan malam, kecuali aku menemui Allah dengan membaca Mushaf.”

    saia terkesan banget dengan kutipan yang diatas…

  11. shaleh berkata:

    Setuju

    Hidup tak seharusnya dibiarkan tanpa ada sebuah perencanaan

  12. Ria berkata:

    SETUJU….
    mari bersama2 merevisi dan merencanakan hidup yang lebih baik hari esok…
    semoga Allah senantiasa mengiringi langkah mu untuk itu…AMIN…

  13. nice post, kebanyakan org lebih senang membiarkan hidupny aberjalan seiring dgn berjalannya waktu dan mengalir bagai air… sebuha renungan untuk Qta semua…
    mksh y buat artikelnya yg sgt bermanfaat

  14. nAsruni berkata:

    setuju sekali bro,
    hidup harus terencana, agar bisa lebih baik dan lebih baik.. 🙂

  15. bluethunderheart berkata:

    bang………selalu blue bersemangat setiap abang kasih postingan yg baru.hebat!
    salam hangat selalu

  16. suwung berkata:

    sayangnya plan dalam hidupku adalah mengalir

  17. genthokelir berkata:

    salut
    hidup tak semestinya sekedar hidup meski banyak yang harus di hitung dan perhitungkan ,sebuah tulisan yang mengingatkan kita kembali untuk tak sekedar mengikuti arus yang mengalir namun juga harus mengarahkan kemana laju airnya
    semangat dan mari sukses bersama

  18. mujahidcilik berkata:

    seharusnya setiap kita memang siap merevisi jalan hidupnya yang keliru… mundur selangkah, bertanya, minta pendapat, minta maaf juga memafkan adalah jenak-jenak dalam perjalanan untuk merevisi diri… salam kenal!

  19. mirma yudha berkata:

    em.. mantab pencerahannya ^^

Tinggalkan Balasan ke Seno Batalkan balasan