Kebanyakan dari kita tidak suka untuk membicarakan kesalahan. Tidak selalu karena kita memilih kebaikan. Kadang, memang itu alasannya. Tapi tidak selamanya. Sebagian dari kita tidak suka membicaraka kesalahan karena ada ambiguitas di sana. Kita tidak suka kesalahan, tapi toh kita tetap juga melakukannya, dalam bentuk yang beraneka ragam. Kadang kesalahan itu dilakukan dengan sadar. Sesekali batin kita berperang. Tapi lantas kita menyerah pada keadaan. Seakan kesalahan adalah kekuatan asing yang teramat kuat di luar kemampuan kita. Padahal kita sendiri pelakunya. Seakan kesalahan-kesalahan itu sendiri lebih perkasa dari karunia kehendak yang diberikan Allah kepada kita. Kita diam, pasrah, dan berputar pada lingkaran kesalahan. Begitupun kita masih menghibur diri dengan pembenar-pembenar semu. Bahawa ini semata soal pilihan hidup.
Hari ini kesalahan bukan lagi sekedar “kecelakaan” atau ketidak sengajaan, saat orang lugu dan tanpa ilmu menerobos tabu, hari ini kesalahan telah berevolusi menjadi cita-cita. kesalahan adalah seni, kreatifitas, budaya dan arena uji tekhnologi, kesalahan adalah kessengajaan yang dibanggakan. Orang-orang yang tidak peduli dengan kesalahan yang dengan berani melanggar aturan, mereka bukan orang hebat. Ada ketidak berdayaan tersembunyi di sana. Akan tiba suatu hari bahwa kita semua tak lebih hanya orang-orang lemah.
Layaknya kaca bening, kesalahan bagi kehidupan adalah bintik-bintik debu, atau tetes-tetes noda, atau bahkan gumpalan kotoran. Maka kesalahan selalu saja mengotori keheningan, atau menodai kejernihan, dalam dimensinya yang luas. Pada sebentuk kesalahan selalu ada saja yang terkurangi dari hak diri sendiri atau hak orang lain. Maka kesalahan selau meninggalkan hutang, setidaknya hutang kesalahan itu sendiri di mata Allah SWT. Sejatinya kita akan membayar kesalahan itu kelak, suka atau tidak suka. Tetapi membayar kesalahan selagi kita di sini, di dunia ini adalah pilihan bijak, pilihan orang-orang dewasa. Pilihan orang-orang pemberani. Sementara para pengecut dan orang yang berjiwa kekanak-kanakan, selalu punya segudang alasan untuk menunda membayar kesalahan.
Kita mungkin tidak suka berbicara mengenai kesalahan. Sebab ada pertarungan di sana. Nurani kita yang menginginkan kebaikan. Tetapi hawa nafsu kita yang angkuh menginginkan jalan keburukan. Diambang batas antara kejujuran dan keangkuhan itulah dosa dan kesalahan bertarung. Melawan suara hati yang polos dan sejalan dengan fitrah. Maka, di sini, di dunia ini, bayarlah kesalahan-kesalahan kita. Selagi masih ada nafas. Selagi mata belum terlelap. Sebab toh suka atau tidak suka, kesalahan pada akhirnya kan terbayar juga. Kelak, dihari segala amal ditimbang dan diberi pembalasan seadil-adilnya.
bang.
dalam tetesan air hujan yang sedikit demi sedikit merambat di jendela kamarku aku (blue) menyimak dengan lugas segala denyut nadi kata per kata postingan abangku ini. meninjau dalam kegerimisan hujannya pun aku masih tertegun dengan baik. Mungkin musim telah jelas jelas menghalangi sang mentari hingga sampai aku menyentuh air hujannya pula aku masih terbius irama kosa kata abangku ini.
salam hangat selalu dari bluethunderheart
salam persahabatan sejati
datang ke apartemandnya blue yang baru ini ya,bang
Yap..bener banget bang.
Postingan yang mantap.
Yang pasti, ini bukan kesalahan jika aku memuji postingan anda.
Iblis dan Setan sudah menjelma menjadi bidadari yang anggun. Terlalu susah membedakan mana iblis/setan dan mana bidadari ?
Bidadari jelmaan iblis itu sdh menutup mata hati banyak manusia di dunia ini, yang mengakibatkan salah satu diantaranya adalah susah membedakan mana Rezeki dan mana Korupsi ?
Kesalahan merupakan kodrat manusia, kesalahan tidak akan pernah lepas dari manusia. Justru manusia bisa belajar dari kesalahan itu sendiri jika MAU. Kesalahan orang lain akan lebih terlihat jelas ketimbang kesalahan yang ada didalam diri kita. Tinggal, bagaimana cara kita menggali untuk mengetahui seberapa banyak kesalahan yang sudah kita lakukan baik disengaja atau tidak sengaja ?
Amien, semoga kesalahan2 sempat ter”lurus”kan sebelum menghadapNya tentunya…. Kadang “salah” juga menjadi cambuk untuk mencapai yang terbaik. Kalau kata orang bijak, jangan takut salah karena itu akan menghambatmu menjadi lbih baik, melakukan perbaikan2 yg lebih sempurna), untuk dapat mencapai kebenaran yang tertinggi…:D
terkadang kita memang harus salah dulu baru belajar dari kesalahan jangan malah mengcover kesalahan dengan kesalahan yang baru. tumben bisa bikin bahasa ribet gini?heee
Saya setuju dengan kata-kata Hati manusia bagaikan kaca, dan kesalahan adalah debu-degunya, bersihkan debu dengan selalu bertobat kepda-Nya dan selalu mengingatnya kan semakin menjernihkan hati.
jalan dan tujuan selalu bergandeng tangan, erat dan menggenggam.
semoga jalan kita semua di ridhloi-Nya tuk mencapai tujuan-Nya
yo..wis… ojo ugal-ugalan nang dalan yo 😀
betewe saya punya salah ma mas ga ya?
hari minggu ini semoga indah tuk abang dan keluarga
salam hangat selalu dari blue
Hi Friend.. Interesting post.. Keep up the good work.. Do visit my blog and post your comments.. Take care mate.. Cheers!!!
Hmm.. sya setuju banget dengan tulisan ini.. 🙂
salam silaturahim… 😉
Dengan kesalahan kita belajar, kenapa harus malu??
wew… tyan suka banget kalimat “Seakan kesalahan adalah kekuatan asing yang teramat kuat di luar kemampuan kita. Padahal kita sendiri pelakunya. Seakan kesalahan-kesalahan itu sendiri lebih perkasa dari karunia kehendak yang diberikan Allah kepada kita. Kita diam, pasrah, dan berputar pada lingkaran kesalahan. Begitupun kita masih menghibur diri dengan pembenar-pembenar semu. Bahawa ini semata soal pilihan hidup.”
Semua orang punya kesalahan, yang penting bagaimana kita bersikap agar tidak melakukan kesalahan yang sama untuk yang kedua kali.
btp bodohnya kita… kebesaran jiwa menjadi sangat mahalnya…
selamat malam bang
semoga mimpi indah malam ini..asal jangan mimpikan blue……….halah!
salam hangat dalam dua musimnya blue
Setidaknya Cukup lama untuk bisa berkomentar…..
Cukup dalam broo…., termasuk gw ga yach dam??????, ia kali yach?????hehhe.
Sebenarnya semua orang sudah mengerti memang akan hal itu, tapi si Egois lah yang selalu menjadi pemenang.Akan tetapi setidaknya anda telah membuka pintu untuk mengalahkan sisi egois dari diri kita, terlebih dari diri gw sendiri.
salam hangat bro, maaf baru mampir
yup saya juga selalu belajar dari kesalahan kesalahan dan membayarnya satu persatu semampunya
salut tulisan yang mencerahkan
pagi morning bang….
semangat..semangat.
senang rasanya jika pagi ini abang bersemangat
salam hangat dalam dua musimnya blue
segala sesuatu itu pasti ada timbal baliknya… 😀
setuju dengan postingan diatas 🙂
Jangan hanya terpaku pada satu kesalahan yang pernah diperbuat. Bangkit dan bersemangatlah agar tidak melakukan kesalahan lagi.
abang mesti datang ke gardunya blue malam ini
salam hangat selalu
Kesalahan akan selalu ada namun justru dengan adanya kesalahan2 itu dapat membuat kita untuk belajar dan berbuat lebih baik di depan nanti…
Met malam mas..lagi mampir:-)
Memang benar…kita memang suka mengungkap kebenaran,padahal kita juga perlu mengungkapkan semuanya (kecuali hal yg pribadi sekali) agar kita terbebas dari perasaan bersalah atau apapun.
Salam hangat dan persahabatan selalu
yg bikin, yg dapet, it’s sound fair enough
Hello… lum ada postingan baru nee ;)Met pagi….
nice posting
membuatku jadi merenung. tentang membayar kesalahan di sini dan bukan di sana
hidup yang benar adalah belajar dari sebuah kesalahan, karena kita selalu berusaha memperbaiki diri
kalo semua punya kesalahan pastti semua harus saling memaafkan.
setuju??
nice posting!!
biin aku jadi merenung
kata guru mengaji saya, bayarlah kesalah disini, dunia ini bukan disana 🙂 *merenung*